Kisah Sahabat Ammar bin Yasir
Kisah Sahabat Ammar bin Yasir adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Shahih Jami’ Ash-Shaghir. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Emha Hasan Ayatullah pada Kamis, 11 Rabiul Awwal 1447 H / 4 September 2025 M.
Kajian Islam Tentang Kisah Sahabat Ammar bin Yasir
Disebutkan bahwa Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiyallahu ‘Anhu pernah melihat seorang tabi’in berkata: “Alangkah bahagianya orang yang pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kami ingin menyaksikan apa yang engkau saksikan dan menghadiri apa yang engkau hadiri.” Mendengar hal itu, Al-Miqdad Radhiyallahu ‘Anhu marah.
Beliau berkata: “Dia tidak tahu seandainya hadir di masa itu bagaimana keadaannya. Demi Allah, telah hadir di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam suatu kaum, namun mereka kafir kepada beliau sehingga Allah menelungkupkan wajah mereka di neraka.”
Al-Miqdad menegaskan bahwa seharusnya orang bersyukur kepada Allah karena dilahirkan dalam keadaan Islam. Mereka tidak perlu berandai-andai, sebab kenikmatan menjadi seorang muslim sudah sangat besar dibandingkan harus menghadapi ujian berat di masa awal dakwah.
Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan para sahabat pada awal Islam sangat berat. Mereka mempertaruhkan keyakinan dengan meninggalkan tradisi jahiliah yang telah mengakar.
Kisah Sahabat Ammar bin Yasir
Disebutkan pada hadits ke-48, dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ابْنُ سُمَيَّةَ مَا عُرِضَ عَلَيْهِ أمْرانِ قَطُّ إلَاّ اخْتارَ الأرْشَدَ مِنْهُما
“Ibnu Sumayyah (Ammar bin Yasir), tidaklah dihadapkan kepadanya dua perkara, melainkan ia memilih yang lebih lurus di antara keduanya.” (HR. Tirmidzi)
Disebut “Ibnu Sumayyah” karena Sumayyah adalah sahabiyah pertama yang syahid di jalan Allah. Ia adalah ibu dari Ammar bin Yasir Radhiyallahu ‘Anhuma. Sumayyah dikenal dengan sebutan awwalusy-syahidah (wanita pertama yang syahid dalam Islam).
Ayah Ammar adalah Yasir, seorang penduduk Yaman. Ia datang ke Makkah bersama dua saudaranya. Setelah urusannya selesai, kedua saudaranya pulang, sedangkan Yasir menetap di Makkah. Yasir kemudian berkenalan dengan kabilah Bani Makhzum dan akhirnya menikah dengan Sumayyah. Awalnya Yasir adalah seorang budak, lalu dimerdekakan oleh tuannya, Abu Hudzaifah al-Makhzumi.
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdakwah, Yasir, Sumayyah, dan Ammar termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam. Karena status sosial mereka lemah, bahkan mantan budak, mereka mengalami penyiksaan hebat. Sumayyah Radhiyallahu ‘Anha disiksa oleh Abu Jahal hingga ditusuk dengan tombak di kemaluannya sampai wafat, menjadi syahidah pertama dalam Islam. Yasir pun wafat setelah disiksa berat.
Ammar bin Yasir disiksa hingga tidak sadarkan diri, bahkan sempat dipaksa mencela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memuji berhala. Hal ini membuat sebagian orang menuduh Ammar telah kafir. Ammar pun mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan hati sedih. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: “Bagaimana engkau mendapati hatimu?”
Ammar menjawab: “Hatiku tetap tenang dalam keimanan.”. Maka turunlah firman Allah:
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ…
“Barang siapa kafir kepada Allah setelah beriman, maka ia mendapat murka Allah, kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam iman.” (QS. An-Nahl [16]: 106)
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Ammar:
إِنْ عَادُوا فَعُدْ
“Jika mereka menyiksamu lagi, maka ucapkanlah lagi (apa yang mereka inginkan).” (HR. al-Hakim)
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu menyebutkan bahwa orang-orang pertama yang menampakkan keislaman ada tujuh: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Ammar, Sumayyah, Yasir, Bilal, dan Abdullah bin Mas’ud.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilindungi oleh pamannya, Abu Bakar dilindungi kaumnya karena status bangsawan dan kekayaannya. Adapun Ammar, Sumayyah, Yasir, Bilal, dan Abdullah bin Mas’ud disiksa dengan berat. Mereka dibelenggu dengan besi panas, dipakaikan baju besi, dan dipanaskan di bawah terik matahari. Hampir semuanya dipaksa mengikuti perintah kaum musyrikin kecuali Bilal yang tetap berkata:
أَحَدٌ أَحَدٌ
“Allah Maha Esa, Allah Maha Esa.”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyaksikan penyiksaan itu dan bersabda:
صَبْرًا آلَ يَاسِرٍ، فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ
“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.” (HR. al-Hakim)
Dan kini mereka telah wafat dan gugur di medan dakwah untuk menunjukkan keimanan mereka. Sampai sekarang, kita masih menikmati Islam itu. Maka alangkah durhakanya bila seseorang dilahirkan dalam keadaan beriman, berada di tengah komunitas orang-orang beriman, dapat shalat dengan mudah, berdoa, belajar tanpa rintangan, bahkan diminta dan dimotivasi, namun tetap mencampakkan Islam ini tanpa perhatian.
Kemudian Ammar bin Yasir Radhiallahu ‘Anhuma adalah sahabat yang berumur panjang sejak awal penyiksaan di Makkah. Dakwah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berlangsung selama 13 tahun di Makkah, kemudian dilanjutkan dengan 10 tahun di Madinah. Setelah itu, pada masa pergolakan zaman Abu Bakar, Umar, Utsman, hingga Ali Radhiallahu ‘Anhuma, Ammar tetap berada di tengah perjuangan.
Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Ali Radhiallahu ‘Anhu dengan pasukan Muawiyah, Ammar bin Yasir Radhiyallahu ‘Anhuma termasuk orang yang berada di barisan Ali.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Kisah Sahabat Ammar bin Yasir” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55538-kisah-sahabat-ammar-bin-yasir/